foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

foto-foto aktiviti dakwah dan kemanusiaan

Saturday, June 6, 2009

Ucapan OBAMA DI MESIR DAN APAKAH RESPONS DARI MURSYID AM IKHWAN..?

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

7 jun

Obama and Egypt: actions speak louder than words?

Michael Allen, Demdigest.net - Egypt




While welcoming Obama’s Cairo speech for potentially sparking a renewal of Arab democratic discourse, activists like publisher and human rights activist Hisham Kassem are concerned less with what Obama says than what he does.

In this respect, concerns were voiced at today’s Capitol Hill meeting discussing how new authoritarians are undermining democracy when conservative and liberal panelists alike expressed concern that the administration had not only slashed funding for civil society programs in Egypt but agreed to channel U.S. government funds only to NGOs officially-approved by the Mubarak regime.

Liberal Democratic analyst Peter Beinart accepted that security concerns and other diplomatic imperatives meant that governments often have to make “real and ugly trade-offs”. But the NGO funding cuts were “troubling” especially since the Mubarak regime had little leverage over the U.S. and no other strategic options.

For all the rhetorical flourishes of the Freedom Agenda, George W. Bush had signally failed to consistently promote democracy - not least in Egypt, said Robert Kagan. It would be perverse if the Obama administration decided “that it should not promote democracy because the Bush administration had made such a bad job of promoting democracy,” he said.

The Washington Institute’s Rob Satloff makes the observation that the president implicitly entered the political debate between liberals and Islamists within Muslim societies and, “either by design or by inattention”, came down in favor of the latter:

Islamist parties across the region will cheer the fact that Obama cited only two benchmarks for U.S. recognition of Islamist parties, i.e., “peaceful and law-abiding,” when the content of their message and the values they project — including the imposition of sharia (Islamic law) — can often be antithetical to our own. He made no reference to the frequent cooperation of autocrats and Islamists in denying political space to non-Islamist political parties, especially liberals who often do share American values.

MB Chairman Will Respond to Obama’s Speech on Saturday

IkhwanWeb - Egypt




Mr. Mohammed Mahdy Akef, Chairman of the Muslim Brotherhood group has stressed that he will respond to the US President Barak Obama’s speech today in Cairo University.

In his remarks to journalists and the media Akef stated that Obama’s speech included many general principles agreed upon by everyone, however each of the cases Obama highlighted needs to be studied and researched and he will be commenting on all these issues adequately on Saturday.

The Chairman has stressed earlier to the “the Voice of America” radio that he welcomes Obama and everyone coming to Egypt, but Obama has inherited a great responsibility after his predecessors, therefore we are awaiting his stance from two cases in particular.

The first is that his predecessors have deeply harmed Arabs and Muslims as they killed thousands and displaced millions in Afghanistan, Iraq, Palestine, Somalia, Sudan and most recently Pakistan as well as our great case of Palestine and the strong bias of the US to the Zionists and he wondered; what would Obama say about this bequest?

And the other case is the case of dictatorship in the Arab and Islamic nation which is supported by the US administration.

Therefore we are waiting to know his stance and whether he is ready to change this? This is what we need to know.

“from here I am telling Obama that the Arab and Islamic world are expecting one thing from him, that is for his concepts to conform with the high and general principles, and that under any conditions we do not accept any despotism, prejudice or dictatorship in any region”, added Akef as he concluded his speech.

Balasan ucapan dari Ikhwan...




The MB described American President Barack Obama’s speech last Thursday to the Islamic world as “a mere public relations campaign and an attempt to beautify America’s image that had been tarnished by its injustice, invasions, and crimes of aggression and Arab-Muslim bloodshed everywhere, especially in Palestine.”

In their statement on Saturday, the MB emphasized that if the American-led campaign against Muslims didn’t stop tension would continue and rise, resistance would increase and strengthen, and the instability around the world would remain so long as America and its leadership don’t change their unjust stances supportive of Zionists and their unjust followers.

“The general principles of human rights, justice, the necessity of dialogue based on mutual respect and trust, and others which President Obama mentioned in his speech are unarguable,” the statement said affirming that the emotional phrases and eloquent language Obama used in his speech through which he tried to win the hearts of Muslims neither establish any justice nor restore any right to Muslims whether in Palestine, Iraq, Afghanistan, Pakistan, or any other country in the Islamic world where Muslim bloodshed is found day and night under the planning and cunningness of the successive American administrations.

The statement also explained that Obama’s declaration of America’s continuing support for Israel to attain their security and failure to recognize the right of Palestinian resistance against Israeli occupation confirms that Obama is following the path of his predecessors in their double standards policy.

The statement also denounced the short and superficial reference to democracy and criticizing of the peoples calling for it in the Arab-Islamic world while ignoring the existing dictatorships and unjust and corrupt regimes which suppress their peoples and marginalize their roles.

kOMENTAR DARI eramuslim......

Ketika Obama Membeli Negeri-Negeri Arab

Jumat, 05/06/2009 09:38 WIB

Pertama kali presiden AS itu menjejakkan kakinya di tanah Arab, ia sudah menyihir rakyat Arab, yang memang sejak awal sebagian besar sudah terkesima.

Pidatonya kemudian mendapatkan standing ovation, sebuah penghargaan tak tertulis yang biasa dilakukan di Barat, dan nilainya melebihi piagam dan piala resmi apapun.

Obama berbicara tentang semuanya, termasuk menyitir salah satu ayat Al Quran, yang—tentu saja!,—membuat warga Arab semakin jatuh hati. Tidak hanya Arab, dunia pun seakan tersihir oleh isi pidato itu. Hanya sedikit sekali orang yang bisa menangkap kemana arah pembicaraan Obama. Benarkah ia ingin agar orang Islam di seluruh dunia berjumlah sekitar 1,5 miliar ini memberikan cara pandang yang berbeda kepada Amerika, negaranya itu?

Faktanya, jika mau ditelaah lebih lanjut, pidato Obama lebih banyak berat sebelah, dengan komparasi yang tak berimbang, dan ini ditelan mentah-mentah oleh audiens. Obama mungkin tengah berpikir bahwa ia tengah membangun hubungan dengan status baru dengan orang-orang Islam, tapi ia banyak melupakan sisi-sisi dan perspektif kepentingan umat Islam. Ketika berbicara tentang emansipasi wanita di negara-negara Muslim, Obama membandingkannya dengan perjuangan wanita di Amerika.

Ketika berbicara tentang Yahudi, ia menyodorkan konsep dua negara, dengan retorika, “Orang-orang Israel harus tahu bahwa hak-hak orang Yahudi Israel tak akan bisa ditolak, sama dengan hak-hak orang Palestina.” Lihatlah, Obama menyebutkan Israel terlebih dahulu, seolah-olah Palestina adalah yang datang belakangan dan mengganggu eksitensi Israel.

Obama juga memutar-mutar sejarah ketika ia mengatakan bagaimana “Islam selalu menjadi bagian dari kisah Amerika.” Ia berkata, “Ketika penyerahan Tripoli 1796, presiden kami yang kedua, John Adams menulis, “AS sama sekali tidak mempunyai karakter menentang hukum, agama dan ketenangan umat Muslim.” Kedengarannya lembut dan seperti tengah merayakan hubungan Amerika dan umat Muslim, ketika kenyataannya dalam sejarah AS justru menyuap para penguasa Tripoli agar bisa menyerang Tripoli. Inilah konflik AS pertama dengan negeri Muslim di Afrika Utara. Di satu sisi Obama mengkritisi dunia Islam namun di sisi lain ia juga begitu defensif melindungi Amerika-nya. “AS telah menjadi salah satu sumber terbesar dari kemajuan dunia sekarang ini...”

Obama tidak banyak menyebut kebijakannya di Iraq dan Afghanistan, dan malah mempertajam ulasan tentang Holocaust dengan lagu lama yang sudah biasa kita dengar di media. “Menyangkal kejadian Holocaust sungguh tak bertanggung jawab, memalukan, dan hasad. ...” Obama lupa, tidak satupun orang Islam yang menyangkal tentang Holocaust yang dilakukan Nazi Jerman kepada Yahudi, tapi yang menjadi keberatan adalah mengapa Yahudi menimpakan kompensasinya kepada dunia Islam dengan klaim atas tanah Palestina? Juga soal jumlah definitif korban Holocaut yang disebutkan Obama sebesar 6 juta orang, apakah tak membaca dan melihat hasil penelitian para ahli selama ini?

Obama juga membuat sebuah sindiran tajam kepada Mesir. Bahwa selama ini ada kecenderungan jika umat Katolik Koptik yang ada di Mesir banyak ditolak oleh kelompok lainnya. Lantas, bagaimanakah dengan nasib orang-orang Islam di Amerika sendiri yang untuk makanan pun, mereka harus bersusah payah mencari yang halal di senatero negeri Amerika? Sedangkan umat Kristen Koptik di Mesir diperlakukan begitu bagi. Mungkin seseorang harus membaca novel “Ayat-Ayat Cinta”—bukan filmnya, untuk sekadar bisa mengetahui hubungan Koptik dan Muslim di Mesir.

Kita sadar, bahwa pidato Obama tak mungkin memuaskan semua pihak, terutama mereka yang telah terlanjur membenci Amerika karena George W. Bush, tapi pidato Obama telah melakukan sebuah pekerjaan yang efektif pada dunia Muslim secara dhahir. Obama adalah seorang salesman ulung melebihi pendahulu sebelumnya (betul, Presiden Bush!), dengan artian, para pendengarnya akan membeli pesan yang telah disampaikan oleh Obama. (sa/cm)

TAHNIAH KEPADA YANG TERPILIH DAN YANG TIDAK TERPILIH..

HR9808@IKRAR - adalah wadah bebas bukan partisan yang memfokus kepada kebajikan rakyat.
Singkatan;IKRAR (Ikatan Kebajikan Rakyat)

6 JUN

Kedua pihak yang terpilih dan tidak, punya kelebihan tersendiri. Semoga Allah memberi kebaikan kepada semua dan mendapat redhanya..AMin..

ImageNasharudin kekal; Salahuddin,Mahfuz dan Tuan Ibrahim menangi Naib Presiden

10:09:24 am MYT
SHAH ALAM, 6 Jun (Hrkh) -

Pengerusi Jawatankuasa Pemilih Muktamar PAS ke-55, Dato' Mustafa Ali mengumumkan, Ustaz Nasharudin Mat Isa menang jawatan Timbalan Presiden PAS menewaskan, Dato' Husam Musa dan Mohamad Sabu.

Sementara, bagi jawatan Naib Presiden, Salahudin Ayub, Tuan Ibrahim Tuan Man dan Dato' Mahfuz Omar menewaskan dua lagi pencabar,
Mujahid Yusof Rawa dan Nik Amar Nik Abdullah.

Di bawah ialah keputusan penuh pemilihan PAS sesi 2009/2011:
Presiden
Dato' Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang
Timbalan Presiden PAS Nasharudin Mat Isa, (480)
Naib Presiden
1)Tuan Ibrahim Tuan Man, (871)
2)Salahuddin Ayub, (824)
3)Mahfuz Omar, (636)

Ahli Jawatankuasa Kerja
1) Dato' Seri Mohamad Nizar Jamaluddin, (854)
2) Ustaz Idris Haji Ahmad, (799)
3) Dato' Kamarudin Jaffar (769)
4) Dato' Seri Ustaz Azizan Abd Razak, (653)
5) Dato' Dr Hasan Mohd Ali (642)
6) Dr Mohd Hatta Md Ramli (638)
7) Ustaz Abdul Ghani Samsudin, (637)
8) Dato' Ustaz Abu Bakar Chik (622)
9) Mohamed Hanipa Maidin, (619)
10) Ir Amiruddin Hamzah, (606)
11) Dr Lo' Lo' Haji Mohamad Ghazali, (589)
12) Ustaz Ab Ghani Abdul Rahman,(584)
13) Dr Dzulkefly Ahmad, (576)
14) Dr Syed Azman Syed Ahmad Nawawi, (536)
15) Ustaz Hashim Jasin, (522)
16) Mazlan Aliman, (513)
17) Ustaz Taib Azamudden Md Taib, (508)
18) Dr Mujahid Yusof Rawa, (488)
/wann.

Husam akan terus berjuang untuk PAS
Irwan Muhammad Zain Sat Jun 06, 09 12:38:03 pm MYT

SHAH ALAM, 6 Jun (Hrkh) - Bekas Naib Presiden PAS, Dato' Husam Musa menegaskan beliau akan tetap meneruskan perjuangan bersama PAS.

Beliau yang tewas pertandingan jawatan Timbalan Presiden menegaskan kekalahan bukan bererti segala pandangan politiknya akan terhenti sebaliknya percaya rakan-rakan yang memenangi jawatan Naib Presiden dan Ahli Jawatankuasa Kerja PAS Pusat akan meneruskan pandangan beliau.
Husam menjelaskan, sejak awal lagi beliau sudah menjangka akan mengalami kekalahan dan menawarkan diri untuk menyatakan pandangan politiknya.
Beliau menolak tanggapan mengatakan pandangan politiknya ditolak perwakilan kerana calon-calon Naib Presiden dan AJK PAS Pusat mempunyai pandangan yang sama dengan beliau.
"Saya menerima kekalahan ini dengan hati yang terbuka dan sudah menjangkakan sejak awal akan tewas dalam perebutan jawatan Timbalan Presiden.
"Saya juga ingin mengucapkan tahniah kepada rakan saya, Nasharudin Mat Isa yang berjaya mengekalkan jawatan yang disandang.
"Saya akan tetap bersama PAS dan akan terus berjuang untuk memastikan PAS bersama Pakatan Rakyat berjaya membentuk kerajaan pusat dalam pilihan raya umum ke-13 atau pada bila-bila masa,"
tegas beliau dalam satu sidang media sebentar tadi.
Husam juga menjelaskan, kekalahan beliau tidak akan memberikan kesan kepada pemerintahan Tuan Guru Nik Aziz di Kelantan kerana PAS tidak memerintah berdasarkan individu sebaliknya kerana kekuatan parti.
Beliau untuk sekalian kalinya menegaskan penolakan sebarang perundingan untuk bersama Umno sebaliknya akan memastikan PAS menggantikan parti tersebut.
"Saya tidak faham kenapa ketika rakyat menolak Umno dan menerima PAS, kita mahu bersama mereka... sepatutnya mereka datang kepada kita bukan kita pergi kepada mereka. PAS perlu ganti Umno bukan bersama Umno," tegas beiau.
Biarpun tewas, Husam tetap menjadi buruan media untuk mendapatkan pandangan politiknya yang bernas dan tajam. Ini terbukti ketika turun ke pentas untuk ke tandas, beliau dikejar wartawan untuk mendapatkan respons dan komen mengenai keputusan pemilihan. - mns/mks._

Husam boleh menang jika satu lawan satu...

pas muktamar nasharuddin win post 060609 husam hug nash
Jun 6, 09 12:18pm
Datuk Husam Musa boleh memenangi jawatan timbalan presiden seandainya jika membabit satu lawan satu dengan penyandangnya Nasharuddin Mat Isa, demikian menurut kalangan perwakilan PAS.Nasharuddin berjaya mengekalkan jawatan timbalan presiden dengan memperoleh 480 undi. Manakala Husam pula mendapat 281 dan seorang lagi calon, Mohamad Sabu mendapat 261 undi.Keputusan itu menunjukkan undi yang diperolehi Husam dan Mohamad Sabu - bila digabungkan - berjumlah 542 - iaitu 62 undi lebih tinggi daripada undi yang diperolehi Nasharuddin (46.8%).Husam dan Mohamad Sabu berkongsi pendirian menolak sebarang kerjasama dengan Umno. Manakala Nasharuddin pula adalah dari golongan ulama yang pro-muqabalah dengan parti tersebut.Oleh itu, kalangan perwakilan berpendapat, seandainya pertandingan bagi jawatan tersebut hanya antara Husam dan Nasharuddin - maka peluang untuk exco kerajaan negeri Kelantan menang adalah lebih cerah.Sebelum ini memang ada terdengar desas-desus mengenai usaha-usaha untuk memujuk Mohamad Sabu menarik daripada bertanding jawatan tersebut, untuk mencerah lagi peluang Husam.Bagaimanapun, difahamkan usaha tersebut tidak berjaya. Malah Mohamad Sabu sendiri pernah menafikan ada usaha-usaha ke arah itu.Sementara itu, daripada 18 calon yang terpilih menganggotai Jawatankuasa Pusat PAS - 12 daripadanya adalah dari senarai yang dikatakan diedar oleh penyokong Husam.Bagaimanapun, difahamkan, tidak semua daripada 12 orang itu dilihat sebagai pro kumpulan Erdogan.Enam daripada mereka dilihat rapat dengan kumpulan Erdogan - Dr Dzulkefly Ahmad, Datuk Kamaruddin Jaafar, Syed Azman Syed Nawawi, Dr Lo' Lo Ghazali, Datuk Seri Mohamad Nizar Jamaluddin dan Dr Hatta Ramli.Bagaimanapun, ahli parlimen Shah Alam dari kumpulan Erdogan - Khalid Abdul Samad - gagal dipilih.Manakala yang lainnya dari senarai yang sama tetapi dilihat lebih neutral ialah Abdul Ghani Abdul Rahman, Amiruddin Hamzah, Taib Azamudden Md Taib, Datuk Seri Azizan Abd Razak, Abdul Ghani Samsudin and Mazlan Aliman.

hR9808: APA YANG TELAH TERJADI adalah hasil dari pemilihan perwakilan secara terbuka. Maka sebenarnya inilah yang kadangkala jika hanya sekadar diputuskan sepenuhnya oleh perwakilan hasilnya bagi saya kurang kena. Saya bukan kem dari mana-mana tetapi setakat ini saya belum nampak kemampuan Husam dapat diambil alih oleh Ust. Nasa. Sebaliknya kemampuan Ust Nasa saya amat yakin dapat diambil alih oleh Husam. Di mana silapnya percaturan ini maka masa akan memberi jawapannya.